BUPATI REJANG LEBONG BUAT AKSES KE PUNCAK BUKIT KABA

CURUP RPP – Gunung Kaba atau yang akrab dikenal dengan sebutan Bukit Kaba merupakan objek wisata alam yang terletak di Kecamatan Selupu Rejang hingga ke Kecamatan Sindang Dataran dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Objek wisata ini sebenarnya bisa dijadikan andalan pariwisata untuk mendongkrak pengunjuk atau wisatawan ke Kabupaten Rejang Lebong (RL). Karena keindahan kawah puncak Gunung Kaba ternyata tidak kalah eksotis dengan puncak Gunung Tangkupan Perahu di Jawa Barat.

Menurut Miswanto (23), Anggota Kelompok Sadar wista Ia berharap Pemerintah RL bisa mengucurkan anggaran untuk melakukan pembangunan jalan dan memberikan kembali penerangan seperti yang telah ada puluhan tahun silam. “Kalau ada lampunya dan jalan setapan yang melalui hutan atau yang sudah ada itu diperbaiki tentu akan banyak yang datang ke sini. Kalau sudah seperti itu pemerintah pasti diuntungkan, karena ada PAD yang masuk,” lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati RL DR Hc H Ahmad Hijazi SH M.Si mengatakan, sudah mengetahui potensi yang dimiliki Gunung Kaba tersebut. Bahkan bupati sudah merencanakan bakal menganggarkan Rp 5 miliar di revisi APBD tahun 2016 ini. “Saya akan berusaha memasukkan anggaran Rp 5 miliar untuk membangun jalan ke puncak Gunung Kaba. Biar wisatawannya bertambah dan perekonomian masyarakat sekitar juga terbantu,” kata bupati.

Karena ketika jalan ke atas sudah mulus, nantinya pemerintah akan menyiapkan auning di kaki Gunung Kaba untuk bisa dimanfaatka oleh masyarakat berjualan. Karena dengan ditambahkan sarana dan prasarana penunjang, diyakini objek wisata ini bisa menyerupai Gunung Tangkupan Perahu.
“Jadi nanti yang mengantar ke atas itu harus jasa ojek atau andong. Sehingga selain dengan berjualan dari sisi transportasi mengantarkan ke puncak bukit itu juga ada bisa membantu masyarakat sekitar sana,” pungkasnya.

Kondisi jalan menuju puncak Gunung Kaba itu sendiri saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Tidak sedikit sepeda motor yang nekad digunakan untuk menuju puncak gunung api ini macet di tengah jalan.
“Jalannya sangat buruk, Mas. Tidak sanggup kita untuk mendaki dengan motor ini. Selain nyangkut, lubangnya dalam. Jadi nggak kuat untuk ndaki, makanya kami tinggal di sini,” kata Hendri (32), pengendara Vespa saat hendak menyaksikan Gerhana Matahari, Rabu (9/3). (yon)

 (Pokdarwis) Bukit Kaba, sudah seharusnya Pemda RL melirik objek wisata ini. Karena setiap hari dengan kondisi jalan rusak dan tidak ada penerangan saja, selalu ada warga yang melakukan pendakian. “Kalau hari khusus seperti malam tahun baru, ada gerhana seperti ini atau malam 17 Agustus itu jumlahnya 200-an orang. Tapi kalau hari-hari biasa sekitar 30 sampai 50 orang, pokoknya setiap hari itu ada pendaki,” ujar Miswanto